UPACARA BARITAN

Jumat, 27 Maret 2009 |

BARITAN
Adalah Upacara Melarung Jolen yang berisi makanan, minuman dan buah-buahan ke tengah laut. Acara ini diselenggarakan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur. Upacara ini diikuti oleh ratusan perahu yang telah dihias berwarna-warni. Selesai upacara diadakan berbagai macam hiburan selama tiga hari tiga malam berturut-turut. Baritan dilaksanakan tiap tahun sekali yaitu, tiap hari Selasa atau Jum'at Kliwon pada setiap bulan Maulud.

TEMPAT WISATA KAB. PEMALANG

|

PANTAI WIDURI
Lokasi di Desa Widuri Kabupaten Pemalang (+ 3 Km Utara Kota Pemalang). Pantai Widuri merupakan obyek Wisata Pantai berhawa sejuk, pohon-pohon besar dan rindang berusia ratusan tahun yang berjajar rapi sepanjang bibir pantai. Senja hari para pengunjung dapat menikmati panorama sun set yang menawan. Lapangan tenis, panggung hiburan dan sarana mainan anak-anak. Obyek Wisata ini mudah dijangkau dengan berbagai macam jenis kendaraan.

KOLAM RENANG & PERISTIRAHATAN MOGA
Lokasi di Desa Moga Kecamatan Moga (+ 41 Km arah selatan Kota Pemalang). Obyek Wisata ini berupa Kolam Renang alami dan Kawasan Peristirahatan yang berhawa sejuk yang dikitari panorama alam pegunungan. Kolam Renang Moga dilengkapi fasilitas Lapangan Tennis dan Hotel. Bagi penggemar buah-buahan tak jauh dari Obyek Wisataini terdapat kios-kios yang menyediakan aneka buah-buahan seperti nenas, alpukat dan rambutan.

CEPOKO WULUNG
Terletak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga (+ 44 Km Selatan Kota Pemalang). Obyek Wisata ini merupakan kawasan hutan pinus dimana terdapat banyak sekali sumber-sumber mata air jernih. Cepaka wulung saat ini dilengkapi dengan fasilitas Kolam Renang Alami dan Panggung Hiburan. Obyek Wisata ini cocok untuk olah raga hiking dan camping.

CURUG SIBEDIL
Sebuah Curug dengan ketinggian + 20 meter ini terletak di Desa Sima Kecamatan Moga (+/- 46 Km arah Barat Daya Kota Pemalang). Dinamai Sibedil karena tidak jauh dari lokasi obyek ini terdapat sebuah batu yang bentuknya mirip sebuah bedil. Curug ini menyajikan suasana damai sehingga tempat ini cocok untuk melepas kejenuhan dari rutinitas sehari-hari.

CURUG SIPENDOK
Terletak di Desa Mandiraja Kecamatan Moga (+ 50 Km arah Barat Daya Kota Pemalang). Curug Sipendok memiliki ketinggian + 7 meter yang dikelilingi panorama alam pegunungan dan berhawa sejuk. Disekitar obyek ini terdapat banyak batuan artistik yang menambah asri suasana sekitar.

TELAGA SILATING
Terletak di Desa Sikasur Kecamatan Belik (+ 33 Km arah Selatan Kota Pemalang). Telaga Silating diapit oleh bukit-bukit berpanorama indah. Obyek Wisata ini amat potensial untuk wisata tirta. Pada bulan-bulan tertentu di Obyek Wisata ini dipentaskan musik dangdut yang dipagelarkan di atas panggung hiburan yang lokasinya tepat berada diatas telaga.

CURUG BENGKAWAH
Terletak di Desa Sikasur Kecamatan Belik (+ 35 Km arah Selatan Kota Pemalang) merupakan sebuah curug elok dengan ketinggian sekitar 20 meter. Curug ini mengalirkan air yang tak pernah kering dan menciptakan suasana damai sekitarnya. Bagi pecinta olah raga hiking, tempat ini amat cocok untuk tujuan rekreasi.

GUNUNG GAJAH
Terletak di Desa Gongseng Kecamatan Randudongkal (+ 35 Km arah Barat Daya Kota Pemalang). Gunung Gajah memiliki ketinggian + 1.100 meter dari permukaan laut. Dinamakan Gunung Gajah karena bentuknya yang mirip sosok seekor gajah. Bagi penggemar olah raga panjat tebing gunung ini menyajikan medan yang menantang. Dari puncak gunung yang sebagian besar terdiri dari bebatuan raksasa ini terhampar panorama yang indah.

GOA GUNUNG WANGI
Terletak di Desa Kuta Kecamatan Bantabolang (+ 26 Km arah Barat Daya Kota Pemalang). Gugusan Goa Gunung Wangi terdiri dari lima buah goa yaitu Goa Pengantin, Goa Buyung, Goa Laren, Goa Bandung dan Goa Siluman. Goa Buyung adalah yang terbesar dan terpanjang. Konon ujung lorongnya menembus hingga perbatasan Jawa Barat. Dibawah lorong-lorong Goa tersebut terdapat panorama bawah tanah berupa batuan Stalagtit yang dikeremangan lorong goa tampak begitu kharismatis dan menciptakan kesan mistis.

PANTAI JOKO TINGKIR
Terletak di Desa Nyamplungsari (Pemekaran dari Desa Loning) Kecamatan Petarukan (+ 12 Km Timur Laut Kota Pemalang). Obyek Wisata ini merupakan Obyek Wisata Pantai yang masih alami. Di pantai ini tersaji elok panorama laut biru, burung camar dan perahu-perahu tradisional. Senja hari banyak muda-mudi menyaksikan panorama sunset. Juga terdapat warung lesehan dengan menu ikan bakar, dengan harga yang terjangkau. Tiket masuk ke lokasi wisata hanya Rp.1500,-. Bentangan laut jawa yang luas dan desiran angin laut disela-sela pohon cemara sungguh mengasyikan sebagai tempat melepas penat.

PANTAI BLENDUNG
Terletak di Desa Blendung Kecamatan Ulujami (+ 26 Km Timur Laut Kota Pemalang). Pantai Blendung merupakan pantai yang masih alami. malam saat bulan purnama banyak muda-mudi berkumpul karena pada malam tersebut biasanya dipergelarkan acara hiburan pentas dangdut.

BUKIT MENDELEM
Terletak di Desa Mendelem Kecamatan Belik (+ 45 Km arah Selatan Kota Pemalang). Bukit ini memiliki ketinggian +/- 1.450 meter dari permukaan laut dan sebagian besar terdiri dari batuan diorit. Sepintas bukit ini tampak bagaikan pahatan pualam.Bagi penggemar olah raga panjat tebing, bukit ini amat cocok untuk tujuan rekreasi.

CURUG LAWANG
Terletak di Desa Mendelem Kecamatan Belik (+ 47 Km arah Tenggara Kota Pemalang). Curug Lawang memiliki ketinggian + 12 meter dan lokasinya terapit diantara bukit-bukit batu yang dikitari oleh panorama alam pegunungan. Tempat ini cocok untuk penggemar olah raga jalan kaki.

CURUG BARONG
Terletak di Desa Gunung Jaya Kecamatan Belik (+ 51 Km arah Tenggara Kota Pemalang). Curug dengan ketinggian + 25 meter ini terletak diantara celah bukit. Untuk mencapai lokasi curug ini perlu jalan kaki sejauh + 3 Km dengan mendaki dan menuruni bukit. Begitu sampai di kaki curug segala penat akan hilang karena menyaksikan panorama dan menikmati suasana kedamaian di curug ini.

TELAGA RENGGANIS
Terletak di Desa Gapura Kecamatan Watukumpul (+ 63 Km Tenggara Kota Pemalang). Telaga Rengganis terletak diantara bukit dan hutan pinus. Obyek Wisata ini amat cocok untuk camping dan hiking. Mendirikan tenda di tepian telaga, memancing ataupun menikmati suasana alam pegunungan merupakan rekreasi yang menentramkan jiwa. Tempat ini juga cocok untuk wisata tirta.

REFERENSI
Website:
www.jawatengah.go.id/

Grombyang Pemalang yang bikin Mak Nyuuss...

Jumat, 20 Maret 2009 |

Satu lagi kuliner kota Pemalang yang paling fenomenal adalah Nasi Grombyang, hidangan berkuah yang sepintas hampir mirip dengan soto maupun rawon. Kalau anda sempat singgah di kota Pemalang apabila melewati jalur ini, jangan lupa untuk mencicipi kuliner ini, rasanya dijamin mak nyus, perpaduan rasa yang komplit antara segar, gurih apalagi dihidangkan dengan panas wah lidah betul-betul dimanjakan. Belum berkunjung ke Pemalang kalau belum mencicipi "Nasi Grombyang".

Makanan ini merupakan makanan yang hanya ada di Pemalang dan kebanggaan warga Pemalang. Nama Grombyang berasal dari bentuk penyajian makanan ini, antara isi dan kuah lebih banyak kuahnya sehingga kelihatan grombyang-grombyang (goyang-goyang). Ramuan Grombyang terdiri dari nasi, irisan daging kerbau/sapi dan kuah, disajikan dalam mangkuk kecil (yg biasa dipakai untuk bakso) dilengkapi sate kerbau/sapi.

Ciri khas Grombyang terletak pada tempat jualannya berupa kuwali besar, tempat nasi ditutupi dengan kain merah, dan penerangan remang-remang dengan lampu teplok. Ciri lainnya, pembeli menikmati hidangan dengan duduk di dingklik (kursi kecil pendek).

Tidak diketahui dengan pasti kapan makanan khas ini mulai diciptakan. Namun, menurut penuturan para orang tua di Pemalang, makanan khas Grombyang sudah ada sejak tahun 1960-an. Pada waktu itu penjual Grombyang menjual dagangannya tidak menetap seperti sekarang tetapi berkeliling kampung/desa. Penjual nasi grombyang yang terkenal yaitu Bp. H. Warso di Jl. R.E Martadinata, dekat alun-alun, Bp. H.Waridin di Sirandu, bekas terminal lama Pemalang dan Bp. Syukur yang mangkal di depan Pasar Petarukan (Pasar Baru).

Resep Grombyang Pemalang

Bahan: 500 gr daging sandung lamur, 400 gr iga sapi, 2500 ml air, 2 batang serai diambil putihnya (dimemarkan), 2 lembar daun salam, 4 sendok teh garam, 4 sendok teh gula merah sisir, 1 batang daun bawang diiris halus, 4 sendok makan minyak untuk menumis, 4 sendok makan bawang merah goreng untuk taburan.

Bumbu halus: 1 1/2 sendok teh ketumbar, 1/2 sendok teh merica, 7 butir bawang merah, 4 siung bawang putih, 2 buah keluwek diseduh, 50 gr kelapa parut disangrai, 1 cm jahe dan 2 cm kunyit dibakar.

Bahan sambal cabai rawit: 15 buah cabai rawit merah, 2 siung bawang putih, dan 1/8 sendok teh garam.

Cara Membuat:

  1. Rebus daging, iga sapi, air, serai, dan daun salam sampai empuk. Angkat. Ukur 2000 ml air kaldunya. Potong-potong daging dan iga sapi. Didihkan lagi.
  2. Panaskan minyak. Tumis bumbu halus sampai harum. Tuang rebusan daging. Masukkan garam dan gula merah. Masak sampai matang. Tambahkan daun bawang. Aduk rata.
  3. Sambal cabai rawit: rebus cabai rawit merah dan bawang putih sampai layu. Angkat dan tiriskan. Tambahkan garam. Haluskan.
  4. Sajikan dengan cabai sambal cabai rawit dan taburan bawang merah goreng.
Selamat menikmati sajian kuliner khas Kota Pemalang, sajian ini untuk 6 porsi. Monggo kerso...dijamin pasti Mak...Nyuuuuusss...!!!***

Referensi:
Foto & Resep: Tabloid Saji

Yang pasti kuliner ini menjadi ciri khas atau ikon Kota Pemalang diantara resep kuliner yang lainnya. Sampai jumpa pada petualangan kuliner lainnya dalam rangka menggali potensi Pemalang untuk segala bidang.
Tunggu selanjutnya di wisata kuliner lainnya antara lain:
Tak kenal, maka tak sayang. Bravo Pemalang..!!!

Empat Kabupaten di Jateng terindikasi Bakal Rawan Pangan

|

Banyak Kepala Daerah, mulai Lurah, Camat, Bupati dan Gubernur yang terperangah ketika mendapat laporan bahwa sebagian wilayahnya termasuk kategori rawan pangan. Tak kurang dari seorang Bibit Waluyo, Gubernur Jawa Tengah menyatakan kecut hatinya seusai mendengar laporan Ir. Gayatri Indah Cahyani Msi, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Jawa Tengah, bahwa di Jawa Tengah masih ada 4 Kabupaten yang rawan pangan pada Pertemuan Teknis Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, belum lama ini.

Di hadapan tak kurang dari 200 orang peserta gubernur menunjukkan keraguannya kalau ada masyarakat di Jawa Tengah yang kurang makan dan minta kepada Kepala BKP beserta jajarannya untuk mencermati kembali data tersebut.

Gubernur juga menyampaikan bahwa adanya daerah rawan pangan tersebut bertentangan dengan data ketersediaan pangan yang juga dilaporkan pada pertemuan itu. Pada bab lain Ir. Gayatri memang melaporkan bahwa pada Tahun 2008 Jawa Tengah mengalami surplus bahan pangan penting, yaitu beras surplus 2.302.250 ton, jagung surplus 2.260.044 ton, kacang tanah surplus 130.588 ton, daging surplus 43.843 ton, telur surplus 18.285 ton. Ada 4 komoditas yang mengalami kekurangan yaitu kedelai kurang 647.104 ton, gula kurang 82.666 ton, susu kurang 188.940 ton, ikan kurang 58.297 ton.

"Bagaimana mungkin di daerah yang ijo royo-royo serta surplus beras dan jagung kok ada anggota masyarakat yang kurang makan", demikian imbuhnya.

(Bersambung)

Referensi : Tabloid Sinar Tani

KOMUNITAS VESPA PEMALANG

Rabu, 18 Maret 2009 |

Melongok Serba-Serba Hobi Anak Pemalang.
Oleh: Hengky Scootman

Ada banyak jenis kendaraan roda dua yang biasa melintas di kota Pemalang. Dari sepeda motor biasa, motor bebek, hingga skuter. Saat ini banyak pula produsen sepeda motor besar yang ikut bermain di skuter matik.

Harga dan fiturnya pun sangat bersaing, dari yang memiliki kapasitas mesin hanya sebesar 50 cc hingga yang tergolong moge sebesar 500 cc.

Vespa adalah salah satu merk kendaraan skuter yang modelnya sangat unik. Jika design skuter lain sudah berkembang kemana-mana, vespa tetap tampil dengan karakternya yang sangat kuat.

Nama Vespa diambil dari bahasa latin dan Italia yang artinya adalah tawon atau sejenis serangga yang bentuknya mirip gabungan antara lebah dan semut.

Awal sejarah tercipta Vespa adalah ketika Enrico Piaggio meminta bantuan seorang ahli mesin pesawat terbang untuk mendesain kendaraan murah meriah, mudah dikendarai untuk pria dan wanita, dapat membawa penumpang dan tidak membuat pakaian pengendaranya kotor ketika mengendarai.

Setelah desain selesai, Piaggio mematenkan Vespa pada bulan April 1946. Sejak itu, Vespa terjual bak kacang goreng di mana-mana dan klub penggemar skuter ini menjamur di seluruh dunia.

Skuter yang oleh beberapa orang di Pemalang disebut Motor Vespa’ atau Mio kaleng ini memiliki penggemar fanatik yang cukup banyak tersebar di seluruh pelosok Nus antara.

Di sekitar wilayah kita, terdapat sekitar empat buah klub penggemar Vespa. Salah satu yang memiliki member terbanyak adalah Scooter Independent Pemalang , yang disingkat SIP.

"Kami mengadakan pertemuan informal atau kumpul saling bertukar informasi bersama anggota klub setiap malam minggu di sekitar alun-alun kota pemalang tepatnya di wilayah selatan deket kantor Depag Pemalang," ujar sang Asep Mekanik Klub ini satu bulan sekali mereka bertemu antar klub Vespa di sekitar Pemalang, Tegal, Pekalongan bahkan ke luar kota.

Hingga saat ini, SIP memiliki jumlah anggota sebanyak 57 orang warga Pemalang pemilik skuter Vespa. Berhubung keluar masuk, anggota yang aktif hanya tinggal sekitar tinggal 35 orang saja.

Nilai tambah yang sangat menonjol adalah nilai kekeluargaan sesama anggota. Misalnya saja setiap ada pengemudi Vespa yang sedang kesusahan dijalan atau mogok, bisa dipastikan akan dibantu oleh pengendara Vespa lain yang melintas.

Malahan pernah terjadi motor Pak Dhuta mogok di tepi jalan langsung ditawarkan untuk diantar pulang dengan menggunakan mobil oleh sesama pengendara Vespa. Padahal mereka baru saja saling mengenal.

Klub yang berdiri sejak tahun 2004 dan memiliki anggota awal hanya 8 orang ini bukan hanya aktif dalam touring tetapi juga aktif berperan dalam kegiatan donor darah, bakti sosial dll.

Ada empat jenis aliran dalam klub skuter ini, yaitu yang pertama adalah aliran klasik. Selain modelnya yang antik, aliran klasik ini mempertahankan keaslian komponen atau asesoris asli. Aliran kedua adalah aliran air brush.

Berhubung teknik dan kreatifitas imajinasi gambar tanpa batas menjadikan aliran ini memiliki nilai seni yang cukup tinggi, aliran Extreme atau sekarang lebih dikenal dengan Vespa brekele adalah aliran modifikasi yang benar-benar radikal.

Misalnya Vespa yang dipanjangkan bodynya dengan menggabungkan dua unit skuter menjadi satu, atau Vespa yang dibuat serendah mungkin ground clearence-nya alias ceper, dengan barang semua ada disitu kaya model pajangan.

Terakhir adalah aliran touring style. Aliran ini berbentuk lebih macho lengkap dengan ornamen khusus touring.

Kegiatan yang pernah diikuti oleh klub ini antara lain adalah partisipasi pada pemilihan ketua IVI (Ikatan Vespa Indonesia) di Cimahi sekitar bulan september 2004.

Acara touring ke Tangerang pada tanggal April 2004, selalu aktif di acara kenduri Motor Nasional (Kemon), Festival Krakatau Lampung 2007, Camping Ground Party/c Di Buper Ragunan 2005, Java Scooteer Rendenvous (JSR) di Ciamis 2006, Jogja Bike Weeks di Yogyakarta,JSR 3 Di Magelang, Ulang Tahun Dewata scooter Club ) Bali tangal 28 Desember 2008 dan Ancol vespa party 2 tgl 22 Maret 2009 dan kegiatan yang tidak bisa kami sebutkan juga ikut Partisipasi pada kegiatan-kegiatan di kabupaten Pemalang seperti pawai-pawai dan lain-lain.

Syarat menjadi anggota SIP amat mudah yakni memiliki Vespa kondisi apapun. Sebelumnya calon anggota diharapkan ngumpul bareng-bareng dulu biar beradaptasi dengan lingkungan kami.

Tidak ada batasan senior atau yunior di dalam SIP, semua sama satu saudara, melakukan touring sejauh 300 km dan calon anggota biasanya bisa menjadi anggota plus diberikan satu ID Card sebagai identitas diri.

Saat ini Base camp SIP ada di Jalan Jenderal Sudirman Timur No.172 bisa juga website SIP si www.scootman.co.cc atau di www.friendster.com/sippemalang

Bagaimana warga Pemalang, ada yang tertarik untuk bergabung menjadi anggota? Jika ya, silakan daftar langsung dengan menghubungi sekretariat di alamat di bawah ini.

Contact : Hengky kiks, (081803908002) Dhuta (08156512639 ), Raden 08562655255 , Brekele 085642792576

Dinamika Kontak Tani...

|

Sulistiyono KTNA Asal Desa Gombong

Kontak tani nasional andalan ini ternyata berasal dari desa Gombong, Kec. Belik, Kabupaten Pemalang sekarang menekuni tanaman hortikultura pada lahan kawasan agropolitan.
"Sebagai anak petani kami ingin tetap menekuni usaha pertanian hortikultura, diantaranya cabai, tomat, kubis, sawi, dan bawang daun", ujar Sulistiyono Ketua Kelompok Tani/Asosiasi Petani dan Pedagang Hortikultura.
Menurut Sulistiyono, asosiasi yang didirikan oleh petani hortikultura pada kawasan agropolitan dibentu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Tidak mengherankan apabila sekarang perkembangan asosiasi mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan, yakni ditandai dengan meningkatnya jumlah anggota mencapai 125 orang.
Melalui asosiasi para anggota dapat memasarkan hasil hortikultura di sub terminal agribisnis kawasan agropolitan, yakni sarana pemasaran yang dibangun oleh pemerintah. Petani tidak usah jauh-jauh memasarkan hasil produksinya, cukup melalui sub terminal tersebut, kemudian dibeli oleh pedagang untuk dijual ke berbagai daerah, bahkan untuk ekspor.
Meski telah berhasil dibangun sub terminal agribisnis, namun petani tetap mengeluh, harga harga produksi hortikultura berfluktuasi. Khusus pada saat menjelang hari raya Idul Fitri di saat petani ingin berlebaran harga sayur-sayuran mengalami penurunan, namun sekarang sudah mulai membaik, sehingga petani dapat menikmati keuntungan.
(Bersambung)

Berita dari Tetangga Sebelah...

|

Banyumas Siapkan Lima Unit Pengolahan Pupuk Organik

BANYUMAS, KOMPAS.com- Pemerintah Kabupaten Banyumas saat ini sedang menyiapkan lima unit pengolahan pupuk organik di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Kebasen, Jatilawang, Ajibarang, Kemranjen, dan Sumpiuh. Salah satunya sudah mulai dioperasikan, yaitu di Desa Adisana, Kecamatan Kebasen.

Pengolahan pupuk organik tersebut dikelola oleh petani setempat dengan mendayagunakan bahan baku yang ada di sekitar lingkungan, seperti jerami, kotoran ternak, maupun sampah kebun.

Bupati Banyumas Mardjoko, Rabu (18/3), mengatakan, bantuan dari setiap unit pengolahan pupuk organik bernilai Rp 40 juta. Sebagai proyek percontohan, khusus unit pengolahan pupuk organik untuk Desa Adisana diberikan bantuan tambahan berupa dana pendirian rumah pupuk sebesar Rp 60 juta.

Bupati mengatakan, proyek percontohan rumah pupuk organik di Desa Adisana itu bisa menjadi model bagi empat kecamatan lainnya penerima bantuan tersebut. Selain itu, dia mengharapkan, agar kecamatan lainnya yang belum menerima bantuan pengolahan pupuk organik tersebut bisa mulai mencoba secara swadaya.

Dengan mengolah pupuk organik secara mandiri, lanjutnya, seluruh sampah pertanian dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali sebagai pupuk. Karenanya, dia mengimbau agar petani tak lagi membakar jerami padi atau pun membuang sampah daun dari kebun. Hal itu karena bahan baku utama pupuk organik adalah kedua sampah pertanian tersebut dan juga kotoran ternak.

"Utamanya jerami, sebaiknya petani tidak membakarnya. Karena selama ini sudah menjadi kebiasaan di kalangan petani membakar jerami setelah melalui panen," katanya.

Menurut ketua kelompok tani Desa Adisana, Suwito, sebetulnya kapasitas produksi dari satu unit pengolahan pupuk organik bisa mencapai satu ton per hari. Namun karena baru sebagian kecil petani yang memanfaatkannya, sehingga produksinya belum bisa maksimal.

Sekarang ini, lanjutnya, baru ada 102 petani yang aktif bekerja memproduksi pupuk organik dengan menggunakan fasilitas bantuan pemerintah tersebut. Karena itu pula, setiap hari produksinya baru berkisar 100 kilogram per hari.

"Kami pun berusaha agar petani lainnya dapat tertarik untuk ikut memproduksi pupuk organik ini," ucapnya. Sumber: Kompas.com (18/3/2009)***

Catatan Redaksi:
Semoga Kab. Pemalang lebih peduli lagi terhadap Petani dan mengikuti jejak Kab. Banyumas.
Usaha yg patut ditiru untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk pabrikan.
Disamping itu menyelamatkan kesuburan tanah sebagai wujud dari Pertanian yang berwawasan lingkungan. "Lingkungan Terawat, Produksi meningkat, Petani Sehat".
Karena produk organik adalah yang minim oleh residu kimia (baik pupuk maupun pestisida).

Percepatan Gerak Demi Kemajuan Pemalang

Selasa, 17 Maret 2009 |

Oleh : JOKO PRIYANTO

Diawali dari keprihatian dengan semakin terpuruknya bangsa Indonesia di bidang Ekonomi, Politik, Sosial dan budaya yang berdampak luas kepada melemahnya daya saing bangsa kita terhadap negara lain.
Saat ini apapun barang yang kita beli elektronik, otomotif kebanyakan adalah barang merk dari negara luar. Toko-toko besar, super mall juga sudah menjadi milik asing. Sedihnya lagi BUMN kita sudah beberapa yang dijual dengan modal ataupun sahamnya telah dimiliki asing.
Kita sekarang hanya terus jadi penonton dan terus membeli produk-produk luar tersebut, tanpa bisa memproduksi barang-barang merk sendiri. Akhirnya yang mendapatkan keuntungan adalah Negara luar. Jika kondisi seperti itu dibiarkan terus menerus dan kita tidak segera punya inisiatif untuk merubah cara berfikir dan bertindak, maka dalam beberapa tahun kedepan dipastikan akan terjadi lagi Krisis Moneter ( KRISMON ) karena terjadi Capital Flight (larinya uang ke negara luar) terus menerus akibat transaksi perdagangan masyararat dalam membeli produk luar, kas Negara kita akhirnya kosong, akhirnya dalam kasus tersebut negara Indonesia mengatasinya dengan hutang kepada Negara luar. Makin hari makin besar dan numpuk deh hutang negara kita, yang kasihan adalah anak dan cucu kita, wong dapet warisan kok warisan hutang ?

Maksud dan Tujuan

Kabupaten Pemalang adalah tempat kita dan keluarga kita berasal, dimanapun kita berada pasti akan mengingatnya, bahkan kalo perlu dengan segala upaya akan berusaha untuk mudik bersama-sama berdesak-desakkan saat lebaran, apapun yang terjadi saking kangennya dengan pemalang..
Marilah kita tatap pemalang kabupaten kita tercinta dengan obyektif. Saat ini sungguh tertinggal jauh dengan kabupaten2 tetangga kita, Tegal maupun Pekalongan. Pemalang tidak punya sumber kekayaan alam mineral seperti emas, minyak bumi, gas, batubara dll sehingga sumber pendapatan daerah pemalang sangatlah kecil. Yang baik pemalang adalah meningkatkan keahlian dan kepandaian Sumber Daya Manusia ( SDM ) hingga dapat bersaing dalam mengusai Iptek ( Ilmu pengetahuan dan Teknologi ) seperti halnya negeri Jepang yang tidak memiliki sumber daya alam tetapi karena sumber daya manusianya handal jepang menjadi Negara dengan ekonomi paling kuat di dunia. Tegal pun maju karena memiliki sentra-sentra industri dengan skala nasional seperti Teh botol Sosro, industri Shutlle Cock dan banyak lagi, sementara Pekalongan dengan Industri Batiknya
Kita tidak usah berdebat dan buang waktu untuk mencari-cari sebab kenapa kita tertinggal, yang baik dan mulai kita lakukan sekarang adalah dengan menumbuhkan sikap Kebersamaan, Guyub, gotong royong dengan persatuan dan saling membina dengan tulus kepada sesama pemuda pemalang untuk meningkatkan diri kita semua supaya kita menjadi lebih cerdas dan pintar hingga kita mampu secara bersama-sama dan bersatu untuk bersaing dengan bangsa manapun.
Untuk itu mari kita lakukan hal yang terbaik yang mampu kita lakukan untuk Pemalang dan Indonesia mulai sekarang.

PR awal adalah :

1.ciptakan Kekompakan ( Kebersamaan/guyub ) antar sesama pemalang harus dibina dengan baik. ( mudah2an embrionya bisa kita bentuk dari group ini).

2. membuang jauh anasir-anasir negatif dari kab pemalang ( di pemda maupun di masyarakat ).

3. Adanya komunikasi yang baik antar warga pemalang baik yang berada di luar maupun dalam pemalang.

4. awali dari diri kita sendiri masing2 dengan berbuat benar2 IKHLAS ( tidak hanya slogan) untuk membuat perubahan yang baik dengan berbuat yang benar dan bermanfaat ( dengan urutan sbb : berbuat baik untuk sendiri, keluarga, kabupaten, negara dan seterusnya )

Komentar:

1. CAMBARI ALCLAREANO (Universitas Indonesia)

Bangsa Pemalang menurut saya adalah bangsa yang egaliter tinggi.
umumnya low profile sehingga sulit memunculkan trigger yg vokal utk mendobrak budaya alamiah bangsa jawa sejak lama: feodal.
kita lihat pemimpin simbolik di kabupaten ini, itu lagi itu lagi.
padahal, kemampuan SDM pemalang sangat tinggi potensinya utk menciptakan perubahan (revolusi) di masyarakat. tentu menuju kemajuan besar: madani.
bagi saya pribadi, kemajuan di masyarakat harus itikad orang banyak (masy.pemalang menyeluruh). bukan itikad sedikit manusia. dengan demikian, yg perlu dikembangkan juga bagaimana kita bisa terus berbagi pengalaman dan menyumbangkan pemikiran yg baik di masyarakat.
masyarakat jangan sampai menjadi narapidana keyakinan (prisoners of belief/ Matthew McKay dan Patrick Fanning 1991). dimana mereka dengan kondisi faktualnya, memposisikan diri sebagai yg tertindas, terlemah, selalu dibohongi dan tidak punya potensi utk berubah ke arah kemajuan.

2. YUDHA RIZKIE

Sebenere g masalah ama SDM pemalang...aku yakin berkualitas kok...
Buktine banyak orang pemalang yang berhasil di tempat lain...
Sebenere masalahnya menurut saya ada di pemerintahan Pemalang sendiri sangat sedikit kepedulian mereka terhadap orang lain yang ada di tempat lain...
Coba kalo pemerintah sedikit memfasilitasi paling gak jemput bola...Pasti Pemalang maju pa lagi ditunjang dengan lokasinya yang strategis...
terus yang berikutnya memang di Pemalang harus diakui tidak ada Industri besar yang menyerap banyak lapangn kerja kita tertinggal dengan daerah sekitar namun sebenere bisa diatasi dengan memperbanyak UKM atau mengembangkan usaha ekonomi kreatif..dari situ bisa dipacu pertumbuhan ekonomi...
terus Wisata juga perlu dikembangkan...Banyak tempat wisata di Pemalang yang belum dikembangkan..
jadi yang terpenting harus ada terobosan dari Pemerintah...
Tapi terus terang saya kurang yakin dengan yang sekarang masih berpaham lama soale semoga 2 tahun lagi terjadi perubahan karena ya udah g mungkin nyalon lagi juga kan???udah 2 periode sih...
Sori kalo tulisan ini ada pihak2 yang kurang berkenan...Tapi memang gitu yang saya lihat di Tempat kelahiranku tercinta.

3. PENDY PENDALUNGAN

Assalamualaikum....
nyuwun ijin nderek diskusi.
menurut saya pemalang ga kurang SDm nya.
bener juga kata mas joko selaku pendiri group ini.banyak lokasi pariwisata di pemalang yang berpotensi. sebagai misal : pantai widuri kebanggan kota pemalang, pantai "nyamplung sari" terletak di tepi utara kecamatan petarukan yang belum terealisasikan dan terkelola dengan baik. untuk saat ini saja pengelolahan "pantai Nyamplung sari" masih ditangani oleh penduduk sekitar pantai tersebut (setau saya, soalnya hampir tiap pulang kampung maen kesana dan karcis nya ala kadarnya). ketiga wisata pantai blendung. Dulu sewaktu saya masih sekolah, sering setiap kali pulang sekolah maen dulu ke sana walopun jauh (secara SMK sapra iser) tapi dengan alasan pemandangan nya bagus sama panorama pantainya yg indah jarak jauh pun ga terasa, tapi terakhir saya kesana (tahun kemaren)semuanya berubah total, dolo disana ada rumah2 tempat berteduh sudah tidak ada, bahkan pantainya gersang padahal dolo banyak pepohonan dan tempat duduk di tepi pantai itu, sempet tanya warga yang kebetulan lagi nanam bunga melati katanya sudah ga diurus kaya dolo.
Semoga pemda bisa merealisasikan wisata pantai di kota pemalang tercinta.

4. SETYADI JATI RAHARJO

Memang menyedihkan melihat pantai di Pemalang, tapi disisi lain itu menjadi hal luar biasa, karena pantai pemalang ternyata mempunyai laut dalam, sehingga memang sudah ada wacana untuk memindahkan pelabuhan lain kepemalang dikarenakan pelabuhan lain sudah mengalami pendangkalan pantai, mudah2an strategi kelautan dan industri berjalan seimbang dan beriringan, karena kita sudah diberi kelebihan pantai untuk mendukung prasarana tsb.

5. URIP SR

Semua urun rembugnya bagus-bagus dan kritis.
Tapi untuk mengurai akar permasalahan yang terjadi di Pemalang adalah melalui polling/jajak pendapat. Dari hasil polling itu nantinya ketahuan disektor mana yang perlu ditangani, apakah semua lini mengalami penurunan, apakah krisis kepemimpinan dsb. Bikin polling sebar lewat sekolah, umum, pegawai. Dari tiga strata itu nantinya mewakili mayoritas penduduk Pemalang.
Benang merah dari hasil polling bisa dijadikan masukan untuk para wakil rakyat agar menekan pihak eksekutif untuk segera membenahi kekurangannya.
Tentu hasil polling itu kita suguhkan dalam bentuk proposal.
Melalui teman2 di komunitas ini juga bisa, Mas Joko Priyanto sang kreator tar yang menindak lanjuti teman2 semua.
Demi kemajuan Kota tercinta P-E-M-A-L-A-N-G

Catatan Admin:
Topik Diskusi ini berjudul "Percepatan Gerak"
diunduh dari Pemalang Komunitas Facebook Group
Atas ijin sang kreator (Joko Priyanto).

Foto: Heri Susyanto
http://thesimpleplanet.com/

Sejarah Kota Pemalang ...

|

Keberadaan Pemalang dapat dibuktikan berdasarkan berbagai temuan arkeologis pada masa prasejarah. Temuan itu berupa punden berundak dan pemandian di sebelah Barat Daya Kecamatan Moga. Patung Ganesa yang unik, lingga, kuburan dan batu nisan di desa Keropak. Selain itu bukti arkeologis yang menunjukkan adanya unsur-unsur kebudayaan Islam juga dapat dihubungkan seperti adanya kuburan Syech Maulana Maghribi di Kawedanan Comal. Kemudian adanya kuburan Rohidin, Sayyid Ngali paman dari Sunan Ampel yang juga memiliki misi untuk mengislamkan penduduk setempat.
Eksistensi Pemalang pada abad XVI dapat dihubungkan dengan catatan Rijklof Van Goens dan data di dalam buku W FRUIN MEES yang menyatakan bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja. Dalam perkembangan kemudian, Senopati dan Panembahan Sedo Krapyak dari Mataram menaklukan daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak saat itu Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran atau Raja Vasal.
Pemalang dan Kendal pada masa sebelum abad XVII merupakan daerah yang lebih penting dibandingkan dengan Tegal, Pekalongan dan Semarang. Karena itu jalan raya yang menghubungkan daerah pantai utara dengan daerah pedalaman Jawa Tengah (Mataram) yang melintasi Pemalang dan Wiradesa dianggap sebagai jalan paling tua yang menghubungkan dua kawasan tersebut.
Populasi penduduk sebagai pemukiman di pedesaan yang telah teratur muncul pada periode abad awal Masehi hingga abad XIV dan XV, dan kemudian berkembang pesat pada abad XVI, yaitu pada masa meningkatnya perkembangan Islam di Jawa di bawah Kerajaan Demak, Cirebon dan kemudian Mataram.
Pada masa itu Pemalang telah berhasil membentuk pemerintahan tradisional pada sekitar tahun 1575. Tokoh yang asal mulanya dari Pajang bernama Pangeran Benawa. Pangeran uu asal mulanya adalah Raja Jipang yang menggantikan ayahnya yang telah mangkat yaitu Sultan Adiwijaya.
Kedudukan raja ini didahului dengan suatu perseturuan sengit antara dirinya dan Aria Pangiri.
Sayang sekali Pangeran Benawa hanya dapat memerintah selama satu tahun. Pangeran Benawa meninggal dunia dan berdasarkan kepercayaan penduduk setempat menyatakan bahwa Pangeran Benawa meninggal di Pemalang, dan dimakamkan di Desa Penggarit (sekarang Taman Makam Pahlawan Penggarit).
Pemalang menjadi kesatuan wilayah administratif yang mantap sejak R. Mangoneng, Pangonen atau Mangunoneng menjadi penguasa wilayah Pemalang yang berpusat di sekitar Dukuh Oneng, Desa Bojongbata pada sekitar tahun 1622.
Pada masa ini Pemalang merupakan apanage dari Pangeran Purbaya dari Mataram. Menurut beberapa sumber R Mangoneng merupakan tokoh pimpinan daerah yang ikut mendukung kebijakan Sultan Agung. Seorang tokoh yang sangat anti VOC. Dengan demikian Mangoneng dapat dipandang sebagai seorang pemimpin, prajurit, pejuang dan pahlawan bangsa dalam melawan penjajahan Belanda pada abad XVII yaitu perjuangan melawan Belanda di bawah panji-panji Sultan Agung dari Mataram.
Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan tahta pemerintahan di Mataram setelah pemberontakan Trunajaya dapat dipadamkan dengan bantuan VOC pada tahun 1678.
Menurut catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian diperintah oleh Bupati yang bernama Mas Tumenggung Suralaya. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang Diponegoro. Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh, dan ketika perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran Belanda ke daerah Sigeseng atau Kendaldoyong. Makam dari Gusti Sepuh ini dapat diidentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau Reksodiningrat. Dalam masa-masa pemerintahan antara tahun 1823-1825 yaitu pada masa Bupati Reksadiningrat. Catatan Belanda menyebutkan bahwa yang gigih membantu pihak Belanda dalam perang Diponegoro di wilayah Pantai Utara Jawa hanyalah Bupati-bupati Tegal, Kendal dan Batang tanpa menyebut Bupati Pemalang.
Sementara itu pada bagian lain dari Buku P.J.F. Louw yang berjudul De Java Oorlog Uan 1825 -1830 dilaporkan bahwa Residen Uan Den Poet mengorganisasi beberapa barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826. Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat dikaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati Reksodiningrat.
Pada tahun 1832 Bupati Pemalang yang Mbahurekso adalah Raden Tumenggung Sumo Negoro. Pada waktu itu kemakmuran melimpah ruah akibat berhasilnya pertanian di daerah Pemalang. Seperti diketahui Pemalang merupakan penghasil padi, kopi, tembakau dan kacang. Dalam laporan yang terbit pada awal abad XX disebutkan bahwa Pemalang merupakan afdeling dan Kabupaten dari karisidenan Pekalongan. Afdeling Pemalang dibagi dua yaitu Pemalang dan Randudongkal. Dan Kabupaten Pemalang terbagi dalam 5 distrik. Jadi dengan demikian Pemalang merupakan nama kabupaten, distrik dan Onder Distrik dari Karisidenan Pekalongan, Propinsi Jawa Tengah.
Pusat Kabupaten Pemalang yang pertama terdapat di Desa Oneng. Walaupun tidak ada sisa peninggalan dari Kabupaten ini namun masih ditemukan petunjuk lain. Petunjuk itu berupa sebuah dukuh yang bernama Oneng yang masih bisa ditemukan sekarang ini di Desa Bojongbata. Sedangkan Pusat Kabupaten Pemalang yang kedua dipastikan berada di Ketandan. Sisa-sisa bangunannya masih bisa dilihat sampai sekarang yaitu disekitar Klinik Ketandan (Dinas Kesehatan).
Pusat Kabupaten yang ketiga adalah kabupaten yang sekarang ini (Kabupaten Pemalang dekat Alun-alun Kota Pemalang). Kabupaten yang sekarang ini juga merupakan sisa dari bangunan yang didirikan oleh Kolonial Belanda. Yang selanjutnya mengalami beberapa kali rehab dan renovasi bangunan hingga kebentuk bangunan Jogio sebagai ciri khas bangunan di Jawa Tengah.
Dengan demikian Kabupaten Pemalang telah mantap sebagai suatu kesatuan administratif pasca pemerintahan Kolonial Belanda. Secara biokratif Pemerintahan Kabupaten Pemalang juga terus dibenahi. Dari bentuk birokratif kolonial yang berbau feodalistik menuju birokrasi yang lebih sesuai dengan perkembangan dimasa sekarang.
Sebagai suatu penghomatan atas sejarah terbentuknya Kabupten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang. Hal ini selalu untuk rnemperingati sejarah lahirnya Kabupaten Pemalang juga untuk memberikan nilai-nilai yang bernuansa patriotisme dan nilai-nilai heroisme sebagai cermin dari rakyat Kabupaten Pemalang.
Penetapan hari jadi ini dapat dihubungkan pula dengan tanggal pernyataan Pangeran Diponegoro mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823. Namun berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang Hari Jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575. Bertepatan dengan Hari Kamis Kliwon tanggal 1 Syawal 1496 Je 982 Hijriah. Dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten Pemalang.
Tahun 1575 diwujudkan dengan bentuk Surya Sengkolo
:

Lunguding Sabdo Wangsiting Gusti
yang mempunyai arti harfiah : kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan, dengan mempunyai nilai 5751. Sedangkan tahun 1496 je diwujudkan dengan Candra Sengkala
Tawakal Ambuko Wahananing Manunggal
yang mempunyai arti harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk, persatuan/menjadi satu dengan mempunyai nilai 6941.
Adapun Sesanti Kabupaten Pemalang adalah

Pancasila Kaloka Panduning nagari
dengan arti harfiah lima dasar, termashur/terkenal, pedoman/bimbingan, negara/daerah dengan mempunyai nilai 5751.***

Sebagai wujud kecintaan terhadap kota Kelahiran P-E-M-A-L-A-N-G
Sebagai warga yg jauh di rantau semoga selalu ingat kampung halaman,
ibarat pepatah "kacang tidak lupa kulitnya" .

Referensi :

Eksistensi Pemalang Berdasarkan
Data Sosio-Historis Sampai Abad XIX

http://www.pemalangkab.go.id
Foto: Heri Susyanto
http://thesimpleplanet.com/

Blogger Pemalang Bersatulah...

Senin, 16 Maret 2009 |

Tidak kenal maka tidak sayang dan tidak sayang karena tidak kenal - dibolak-balik pasti akan tetap intinya adalah perkenalan, dan itulah yang kemudian menginspirasi Portal Pemalang (PP) untuk membuat database blog-blog yang dikelola atau dimiliki oleh warga Pemalang. Sehingga, mudah-mudahan membantu sesama blogger Pemalang untuk mengenal sesama blogger di Kota IKHLAS ini.

Baik aktif di Blogspot, Multiply-er, Friendster ataupun Facebook mari bergabung, bersatulah bikin komunitas, siapa lagi yang memulai kalau bukan kita-kita ini. Sudah saatnya kita saling berbagi sesama blogger Pemalang.

Untuk lebih mengenal lagi, PP berinisiatif membuat banner “Blogger Pemalang”, yang dapat di copy paste (copas) di blog Anda.

Selanjutnya, untuk rekan-rekan blogger Pemalang yang ingin blog pribadi, komunitas, organisasinya (non komersil dan non politis) ditampikan dalam daftar blog disini, silahkan mengirimkan link blognya, biodata diri beserta penjelasan singkat mengenai blognya ke alamat email : oeripsr@gmail.com

Berikut adalah daftar blogger Pemalang :

http://www.hengky-kik.blogspot.com
Vespa style never last

Blogger Pemalang kiriman sdr Hengky via email :

1. http://adhiekoes.multiply.com/
(Adhi Koes ) pemalang

2. http://bowogada.multiply.com/ ( wibowo adi utama ) sekarang di jogja

3. http://bocaklareyan.multiply.com/ (Elclariano )

4.http://febriany.multiply.com/ ( Nony )

5.http://smartsubekti.multiply.com/ ( Subekti )

6.http://akyaz.multiply.com/ ( aKYas )

7..http://www.mazpram-in-photography.blogspot.com/ (Mas Pram )

8.http://hengkyscooterist.multiply.com

9..www.forum-pemalang.org


10.http://wong-pemalang.com

11.www.friendster.com/sippemalang

Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula Pemilu 2009

Sabtu, 14 Maret 2009 |

Guna memberikan pemahaman dan bimbingan kepada para pemilih pemula akan arti pentingnya Pemilihan Umum 2009 dalam kelangsungan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat serta dalam rangka mensosialisasikan Sistem Pemilihan Umum 2009 kepada masyarakat Jawa Tengah khususnya pemilih pemula di Kabupaten Pemalang agar pelaksanaan Pemilu 2009 berjalan dengan tertib, lancar, aman dan sukses, baru-baru ini Pemkab Pemalang bekerjasama dengan Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Pendidikan Politik Bagi Elemen Masyarakat Kabupaten Pemalang yang bertempat di Gedung Sasana Bhakti Praja komplek Setda Kabupaten Pemalang.
Kegiatan penyelenggaraan pendidikan politik bagi elemen masyarakat ini diikuti oleh 150 siswa beserta guru pendamping dari SMA/SMK Negeri/Swasta se-Kecamatan Pemalang. Dengan para penyaji materi dan ceramah Slamet Sudjono, SH.MH dan Drs. Joko Prihatmoko,M.Si (Keduanya dari Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah,red) serta perwakilan dari Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Pemalang.

Dalam isi laporannya ketua penyelenggara kegiatan Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah D. Charles. DP, SH, CN, MT menyampaikan, penyelenggaraan kegiatan pendidikan politik bagi elemen masyarakat ini dibiayai dari APBD Provinsi Jawa Tengah dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2009.

Ditambahkan pula bahwa kegiatan ini telah terselenggara di 25 Kabupaten/Kota dari rencana 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dengan peserta sebanyak 3.750 siswa dari target 5.250 siswa diseluruh Jawa Tengah.
Sementara itu dalam sambutannya Bupati Pemalang H.M. Machroes,S.H yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kabupaten Pemalang Drs. Suherly WR. MPD antara lain mengatakan, tanggung jawab dalam proses keberhasilan dan sukses pemilu diukur dengan adanya tindakan yang profesional, proporsional dan terkoordinasi sebagai suatu sistem dengan dilandasi oleh semangat kebangsaan yang tinggi karena Pemilu merupakan kepentingan negara dan untuk mendapatkan wakil rakyat dan pemimpin negara yang amanah. Untuk itu penyelenggaraan kegiatan pendidikan politik ini diharapkan sebagai upaya untuk membangun kesadaran, kecerdasan dan tanggung jawab masyarakat untuk mewujudkan Pemilu yang berkualitas. Usai membacakan sambutan Bupati, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kabupaten Pemalang Drs. Suherly WR. MPD berkenan pula membuka sekaligus Penyelenggaraan Pendidikan Politik tersebut. ***

Sumber:http://www.pemalangkab.go.id


 

Profil Desa Gombong

|

DESA Gombong, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang berada di daerah perbukitan. Hawanya sejuk dengan panorama alam yang indah. Dengan tipografi alam seperti itu, Gombong memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan desa lainnya. Setidaknya, potensial untuk budi daya tanaman holtikultura dan bisa dikembangkan menjadi objek wisata perkebunan. 
Sejauh ini, Desa Gombong diproyeksikan oleh Pemkab sebagai sentra kegiatan agrobisnis berpola modern atau lebih dikenal dengan program agropolitan. Kini, program itu sudah berjalan bagus. Sarana dan prasarana pendukung telah dibangun termasuk jalan mulus dan terminal untuk pemasaran komoditas sayuran ke berbagai daerah. Program agropolitan tidak saja di Kecamatan Belik tetapi mencakup wilayah Watukumpul, Pulosari, Moga, dan Randudongkal. Sebagai tolok ukur keberhasilan adalah banyaknya pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, lembaga penelitian, departemen, dinas, instansi, dan universitas yang berkunjung ke kawasan agropolitan.
Hampir setiap bulan, Pemkab menerima tamu untuk studi banding, survei, atau magang. Tamu-tamu tersebut dari Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Jawa Tengah sendiri. "Bahkan, kami menerima kunjungan dari pemerintah daerah yang lebih dulu melaksanakan agropolitan, seperti Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Kulonprogo. Namun, hendaknya hal itu jangan membuat kita berbangga hati dan terlena untuk semakin maju," papar Bupati. 

Sayuran 

Produk unggulan kawasan agropolitan saat ini adalah sayuran terutama cabai. dan yang lainnya adalah jagung, kubis, cesim, lombok, cabe rawit, kentang, tomat, bawang bombay, seledri, buncis dan belakangan mulai ramai dengan tanaman strawberi. Bahkan tanaman nilam yang kini menunjukkan tren naik bisa dijadikan alternatif untuk pengembangan kegiatan agropolitan. Apalagi telah memiliki modal lahan produktif 1.000 hektare. Desa Gombong memang dipilih sebagai kawasan perintisan agropolitan. Hal itu sangat wajar. Sejak dahulu, prestasi Gombong memang tidak kecil. Daerah ini pernah meraih penghargaan Kalpataru dan budi daya tanaman obat-obatan. 
Menurut penuturan Kepala Desa Gombong, Sumontro, sejak dahulu desanya memang selalu mendapat berkah. Kendati karena kondisi tanahnya banyak warga kesulitan air bersih pada musim kemarau, tanaman di daerah itu tidak ada yang mengering dan tumbuh subur. 
Lahan pertanian holtikultura yang ada sekitar 200 hektare. Hampir semua penduduk Desa Gombong yang terdiri atas 294 keluarga bergerak di bidang usaha pertanian. Mereka terbagi dalam 17 kelompok tani. Setiap bulan diadakan pertemuan rutin. Dalam pertemuan itu mereka saling bertukar informasi teknologi. Produksi holtikultura di Desa Gombong belum bisa diperinci. Namun, produksi cabai di desa Gombong relatif bagus. Setiap bulan bisa menghasilkan ratusan kuintal. Selain diekspor, cabai dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal, nasional, dan antarpulau. Pasar lokal meliputi Cirebon, Jatibarang, Patrol Indramayu, Kramatjati, Tanah Tinggi (Tanggerang), dan Bogor. Untuk antarpulau dikirim ke Kalimantan.***

Sumber: 

http://kecamatanbelik.net


Introduksi Teknologi Tumpangsari

|

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara dan air) pada suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran yang relatif dalam dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal.

Sebaran sinar matahari penting, hal ini bertujuan untuk menghindari persaingan antara tanaman yang di tumpangsarikan dalam hal mendapatkan sinar matahari, perlu diperhatikan tinggi dan luas antar tajuk tanaman yang akan di tumpangsari. Tinggi dan lebar tajuk antar tanaman yang di tumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya matahari lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan.

Antisipasi adanya organisme pengganggu tumbuhan (OPT= hama penyakit) tidak lain adalah untuk mengurangi resiko serangan hama maupun penyakit pada pola tanaman tumpang sari. Sebaiknya ditanam tanam-tanaman yang mempunyai hama maupun penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama maupun penyakit tanaman lain yang ditumpangsarikan.

Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1). akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), 2). populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3). dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 4). tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal, dan 5). kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dengan menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.***

Referensi: Warsana, SP, Msi Penyuluh Pertanian di BPTP Jawa Tengah (Sinar Tani 25 Feb - 3 Maret 2009 N0. 3292)


INGIN KAMPUNG MOGA MELEK HURUF

|

Oleh :ARFIANTO PURBOLAKSONO  

Desa Moga sebuah daerah yang terletak di daerah lereng Gunung Slamet, termasuk dalam wilayah Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Sebuah tempat yang sejuk dan dihiasi pemandangan panorama pegunungan yang menjulang, serta hamparan hijaunya tanaman hasil tani di daerah tersebut.  

Desa itu secara sosio kultur sangat kuat dalam religiusitas warga masyarakatnya. Ini terlihat dengan adanya tiga pondok pesantren di desa ini, yang dihuni oleh ratusan santrinya, dan sekolah yang berbasis keagamaan di wilayah itu. Di setiap gang terdapat mushola dan terdapat dua masjid di desa tersebut yang selalu diisi penuh oleh warga masyarakatnya ketika masuk waktu shalat. Gema sholawat serta doa tidak henti-hentinya dipanjatkan ketika akhir shalat. Dan ternyata hal inilah kebiasaan masyarakat moga yang telah berjalan sejak lama, tak ayal daerah ini sering di sebut “ Serambi Mekahnya “ Kota Pemalang. 
 
Desa Moga yang ramah ini, ternyata menyimpan permasalahan yang cukup pelik di kemudian hari. Lalu apakah permasalahan itu? Permasalahan itu adalah Buta Aksara yang dialami oleh sebagian besar warga Desa Moga. Tercatat sebanyak 102 warga masyarakat dengan usia produktif ( 14-44 Tahun ) mengalami buta aksara, dari 1092 KK yang ada di desa tersebut ( Hal ini yang tercatat dinas Diknas Kab.Pemalang ). Data tersebut memang tidak dapat mewakili secara menyeluruh kondisi buta aksara di Desa Moga. Apalagi data terakhir adalah data yang diperoleh tahun lalu, dan disinyalir angka diatas bertambah. 
 
Jika dilihat permasalahan diatas, permasalahan buta aksara di Desa Moga dikarenakan rendahnya pendapatan warga masyarakat Moga sehingga faktor pendidikan kurang diperdulikan oleh masyarakat sekitar. Kebanyakan warga yang lulus hingga perguruan tinggi sebanyak 44 orang dan yang lulus sampai SMU sebanyak 237 orang. Selebihnya mereka putus sekolah dari tingkat SD maupun tingkat SMP. 
 
Mahalnya biaya pendidikan menjadi keluhan utama dari masyarakat Moga yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan banyaknya penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani hutan, buruh bangunan serta pedagang, biaya pendidikan seperti layaknya sesuatu yang tergantung tinggi di mata mereka. Tak heran jika banyak orang yang putus sekolah tingkat dasar mengalami lupa aksara sehingga menyebabkan mereka kembali buta aksara. 
 
Gambaran masyarakat buta aksara memang identik dengan kantong kemiskinan pengetahuan, keterampilan, dan keterbelakangan. Oleh karena itu, fenomena desa tertinggal alias desa miskin memang senantiasa bersentuhan langsung dengan karakteristik masyarakatnya yang bercirikan keterbatasan sumber daya baik sumber daya alam apalagi sumber daya manusianya. 
 
Banyaknya lembaga pendidikan keagamaan serta pengajian-pengajian rutin yang diselenggarakan di daerah tersebut sebenarnya dapat dijadikan modal sosial bagi warga masyarakat Moga. Namun sampai saat ini, hal tersebut belumlah menunjukkan peranan yang sangat signifikan. Pesantren maupun kelompok pengajian setempat terlalu asik dengan mengkaji kitab-kitab yang menjadi bahan rujukan beragama mereka. Sehingga hal yang paling urgent seperti kemampuan baca, menulis dan berhitung bagi masyarakat sekitar tidaklah terlalu dihiraukan. 
 
Strategi pemberantasan; melalui pendekatan kebudayaan 
 
Melihat kompleksitas permasalahan pendidikan di Desa Moga, maka barang tentu ini menjadi persoalan bersama bagi seluruh elemen yang ada di desa tersebut. Pemerintah daerah, perangkat desa, serta organisasi keagamaan yang berada di daerah tersebut seharusnya dapat menjadikan permasalahan buta aksara ini menjadi hal yang urgent. Oleh karena itu jika tidak segera dilakukan upaya yang nyata dari seluruh elemen diatas, maka Desa Moga yang banyak menyimpan potensi alam akan sangat sulit berkembang. Jika tidak di dahului dengan pembangunan sumber manusianya itu sendiri, yaitu warga masyarakat Moga. 
 
Dengan pemberantasan buta aksara yang menjadi permasalahan yang besar bagi Desa Moga, maka menurut penulis, strategi yang coba dilakukan melalui pendekatan kebudayaan lokal Desa Moga sendiri. Apalagi jika kita melihat skema globalisasi dengan spirit neoliberalismenya, maka akan menjadi tantangan besar bagi warga Moga ke depannya. Tuntutan bagi negara yang mengikuti arus besar globalisasi mau tidak mau bahwa kebudayaan lokal pun akan terkikis dan beralih kepada kebudayaan ala neoliberalisme. Ancaman inilah yang seharusnya dapat kita proyeksikan ke depan bahwa negara ini akan menjadi pasar dunia. Bahkan Desa Moga pun yang menyimpan potensi alamnya akan terbawa menjadi pasar itu sendiri. Dan akhirnya masyarakat Moga pun akan menjadi korban skema besar tersebut, jika tidak dilakukan pembangunan sumber daya manusianya. Kemudian bagaimana strateginya, penulis berpendapat bahwa kita harus dapat mendudukan dahulu apa itu kebudayaan? Ashadi Siregar mengungkapkan bahwa Kebudayaan dapat dilihat bagaimana warga berbuat sesuatu yang bermakna (sebagai proses) dan hasil perbuatan (produk). Manakala perbuatan dan hasilnya ini dicitrakan melekat pada kolektivitas suatu daerah, maka disebut sebagai kebudayaan daerah (lokal). Kebudayaan merupakan sebuah praktik yang dilakukan oleh warga masyarakatnya sehari-hari. Makna dari sebuah kebudayaan pada hakikatnya ada tiga poin yang ada di dalamnya, yaitu nilai keilmuan, nilai etika, dan nilai estetika. 
 

Oleh karena itu kegiatan berkebudayaan dapat dikatakan bahwa jika warga masyarakat melakukan kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang mencakup tiga poin diatas. Maka persoalan kebudayaan sebenarnya ialah bagaimana penyiapan masyarakat kepada kapasitas tertentu dan berada di dalamnya. Proses penyiapan ini disebut dengan proses pendidikan. Jika kita meninjau permasalahan diatas maka ternyata ada yang salah jika kita mengartikan bahwa kebudayaan terpisah dengan permasalahan pendidikan. Pada saat ini, pendidikan pun hanya dijadikan produk bukan sebuah proses berkebudayaan. Maka tidak aneh jika melihat pendidikan kita yang terjual dengan harga yang setinggi langit. Sehingga banyak anak bangsa ini yang tidak dapat mengenyamnya. Begitu pula apa yang terjadi di daerah Desa Moga. Desa Moga yang memiliki kebudayaan yang bersumber akan religiusitas warganya seharusnya menjadi modal awal bagi proses pendidikan tersebut. Lembaga seperti pesantren maupun kelompok-kelompok pengajian menjadi penting peranannya sebagai institusi pendidikan. Institusi pendidikan disini tidak lagi hanya dikotomikan antara institusi pendidikan formal yaitu sekolah umum dengan pesantren maupun pengajian-pengajian tadi. Tetapi fungsi dari institusi pendidikan adalah memproses warga agar memiliki kemampuan berpraktik kebudayaan, dengan orientasi utama untuk dimensi keilmuan, disusul kemudian dimensi etika dan estetika. Jadi modal awal dari Desa Moga ini yang memiliki beberapa pesantren dan kelompok-kelompok pengajian seharusnya dapat di optimalkan, asal juga di berengi oleh perubahan paradigma yaitu bagaimana pesantren serta kelompok pengajian tadi bukan hanya sebagai wadah pengkajian kitab-kitab yang menjadi rujukan mereka menuju akhirat kelak tetapi juga pendorong bagi pembangunan sumberdaya manusia Desa Moga.***

diunduh dari Aspirasi anda http://www.pemalangkab.go.id

Reuni Alumni SMP Negeri I Petarukan 1983/84

|

Dari: Panitia Reuni Alumni SMP Neger I Petarukan                                                                         Hal: Registrasi dan Undangan.  

Assalamu alaikum Wr.Wb..                                                                                                             Mengundang kepada seluruh alumni SMP Negeri I Petarukan angkatan th. 1983 s/d 19984, untuk hadir pada acara "Temu Kangen" alumni yang akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal: Kamis, 24 September 2009                                                                                       Waktu: Pk.08.00 WIB s/d selesai                                                                                                       Tempat: Gedung SMPN 1 Petarukan

Untuk kelancaran administrasi dan demi suksesnya acara dihimbau kepada seluruh peserta alumni untuk membantu dana sebesar Rp. 25.000 (minimal) per alumni, sumbangan maksimal tidak terbatas tergantung kemampuan keuangan masing-masing peserta alumni.               Sumbangan/donasi dikirimkan melalui Rekening di BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Pemalang.  Atas nama SRI SETYOWATI, No. Rekening: 1320350022.                 Untuk yang berdomisili di Petarukan bisa di antarkan langsung ke bendahara SRI SETYOWATI No. HP. 081803926039, dengan alamat Desa Serang -Petarukan atau ke Ketua Panitia Yudia Laksono (Nono) Kebonsari - Petarukan No. HP. 08151637375.

Rumah Makan Pak Kardi...

|

Di Pemalang cukup banyak kedai dan rumah makan yang menawarkan hidangan laut, terutama kepiting.  Maklum saja, Pemalang memang salah satu pusat penangkaran kepiting terbesar di utara Jawa.  Bahkan pasokan kepiting dari Pemalang sering dikirimkan untuk wilayah Tegal sampai Semarang.

Salah satu rumah makan yang kerap dituju adalah RM Pak Kardi yang sudah ada sejak tahun 1974 di daerah Comal serta cabangnya sejak tahun 1982 di daerah Ulujami.  Terletak di Jl. Raya Ulujami No.77. Telp. (0285) 577818 - HP. 08156511197.  tepat di seberang kantor camat Ulujami.  Cabang rumah makan yang cukup besar ini dikelola putri sulungnya, Ny. Tuminah (53).

Menu andalannya jelas kepiting.  Namun kesederhanaannya dengan konsep minimalis membuat rumah makan ini lebih terjaga orisinilitasnya dalam menyajikan hewan bercangkang ini.  Di daftar menu, kepiting ditawarkan dalam sajian goreng, rebus, dan masak saus.  Tak seperti di kota besar yang biasanya selalu mencantumkan kepiting saus Padang, lada hitam, atau asam manis.  "Dirumah makan ini, kepiting goreng atau rebus memang lebih disukai, terutama yang digoreng," terangnya.

Penyajianpun sederhana, kepiting dibersihkan, lalu dibelah dua.  Kemudian direndam air bumbu yang asin dan digoreng hingga matang tanpa membuka cangkangnya.  Uniknya, kepiting disajikan dengan sambal terasi yang disajikan di atas cobek batu.  Rupanya inilah cocolan untuk menikmati daging kepiting gurih dengan nasi panas.  Rasanya mak nyus.  Kesedarhanaannya makin dipertegas dengan hadirnya satu buah cobek lagi sebagai penghancur cangkang capit kepiting.  Ya, bukan capit besi khusus seperti yang biasa disertakan di rumah makan pada umumnya.  Namun itu tak mengurangi kenikmatan kepiting segar ini.  Menu ini dijual dengan harga Rp.65 ribu per kilogram.

Jika ingin hidangan yang lebih ringan namun segar, coba saja kerang rebusnya.  Biasanya, disajikan hanya direbus saja dengan cocolan saus tomat, nanas dan kacang.  Tapi di rumah makan ini berbeda.  Kerang ditumis dengan bumbu bawang merah, bawang putih, cabai, tomat, lengkuas, lalu direbus.  Rasanya pedas asam membuatnya patut dicicipi sebagai pengalaman baru.  Selain itu juga tersedia menu lain seperti udang, cumi, ikan, hingga sayur asem dan ayam goreng.

Rumah makan ini cukup besar dengan daya tampung pengunjung mencapai 200 orang.  Buka mulai pk. 09.00 pagi sampai pk.23.00 malam.  Lokasinya tepat sebelum memasuki wilayah kabupaten Pekalongan dari arah Pemalang.  Silahkan dicoba, pasti mak nyuuss!!!***

Referensi: Tabloid Saji edisi 139/th.VI/3-9 Desember 2008.

Kue Khamir (Jajanan Khas Pemalang)

|

Kalau berkunjung ke kota Pemalang, jangan lupa mencicipi jajanan khas Pemalang berupa kue Khamir.  Salah satu kudapan yang pantang dilewatkan "kue khamir" atau ada yang menyebut dengan kue shamir.  Biasanya kue ini dibuat oleh masyarakat keturunan Arab yang berdomisili di daerah Kelurahan Mulyoharjo yang dikenal juga dengan sebutan Kampung Arab.  Salah satunya adalah Ny. Chamidah (56) yang sudah membuat kue kue ini selama 20 tahun.

Chamidah membuat dua jenis khamir. Ada khamir beras dan khamir terigu. Namun Chamidah lebih banyak membuat khamir terigu yang lebih tahan lama. "Kalau khamir beras biasanya lebih sedikit dan berdasarkan pesanan," Jelasnya.

Khamir terigu dibuat dari tepung terigu, ragi, mentega, dan gula. Adonannya diinapkan selama satu malam hingga mengembang. Adonan yang sudah siap lalu dipanggang diatas loyang dengan cetakan berbentuk bulat. Setiap loyang berisi 4 cetakan.  Sebelum digunakan, loyang sudah diberi sedikit minyak yang dibuat dari campuran minyak kelapa sehingga aromanya semakin harum.  Dalam 3 - 5 menit, khamir pun matang dan siap dijual.  Per buah dibandrol dengan harga Rp.900,- saja.

Sedang khamir beras dibuat dari tepung beras, santan, dan gula.  Proses pembuatannya kurang lebih sama.  Namun hasilnya sedikit berbeda.  Penampilan bagian atas khamir beras lebih mengkilat dan licin.  Sementara bagian bawahnya agak kecokelatan karena terpanggang dengan pola karamelisasi.  Namun rasanya lebih gurih karena mengandung santan.  Sayangnya, khamir beras hanya bertahan selama satu hari.  Sedangkan khamir terigu bisa mencapai 4 hari sehingga lebih banyak yang memilihnya sebagai oleh-oleh.

Khamir buatannya banyak dijajakan di toko-toko kue kota Pemalang.  Namun jika ingin yang fresh dan panas dari panggangan, Anda bisa datang ke toko sekaligus rumah produksinya yang terletak di Jl. Semeru, Mulyoharjo.  Lokasinya tepat dibelakang Masjid An-Noor di kampung Arab telpon (0284) 321579.  Disinilah proses pemanggangan kue berlangsung setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 17.00 sore.  dalam sehari, Chamidah mengaku membutuhkan 50 kilogram terigu untuk dibuat khamir yang gurih ini.***

Referensi: Tabloid Saji edisi 139/th.VI/3-9 Desember 2008.

Pantai Widuri...

|

Pantai Widuri merupakan tempat wisata keluarga yang menyuguhkan panorama pantai laut jawa. Di dalam lokasi yang teduh ditumbuhi pohon cemara yang berumur puluhan tahun sehingga mendatangkan keteduhan dengan semilir angin laut. Di dalam kompleks terdapat wahana mainan anak-anak, juga terdapat kolam renang.

Mengenal Lebih Dekat Pemalang...

Jumat, 13 Maret 2009 |


Sekilas Kota Pemalang...

Kab. Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Prov. Jawa Tengah yang terletak di Pantai Utara Pulau Jawa. Secara astronomis Kab. Pemalang terletak antara 109 derajat 17' 30" - 109 derajat 40' 30" BT dan 8 derajat 52' 30" - 7 derajat 20' 11" LS. Kab. Pemalang memiliki luas wilayah sebesar 111.530 km2. Wilayah ini disebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, disebelah selatan berbatasan Kab. Purbalingga, disebelah timur berbatasan dengan Kab. Pekalongan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kab.Tegal. Dengan demikian Kab.Pemalang memiliki posisi strategis, baik dari sisi perdagangan maupun pemerintahan. Kab.Pemalang memiliki topografi bervariasi. Bagian utara Pemalang merupakan daerah pantai dengan ketinggian berkisar antara 1-5 m dpl. Bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur dengan ketinggian 6-15 m dpl dan bagian selatan merupakan dataran tinggi dan pegunungan yang subur serta berhawa sejuk ( 16-925 m dpl).Kab. Pemalang ini dilintasi dua buah sungai besar yaitu sungai Waluh dan sungai Comal yang menjadikan sebagian wilayahnya merupakan daerah aliran sungai yang subur.Seni BudayaSeni tradisional yang hampir punah di Kota ini adalah Sintren, Kuntulan dsb. Daerah wisatanya antara lain Pantai Widuri, Pemandian Moga (kayaknya perlu di gali lagi).Wisata kuliner di kota ini sangat banyak dan bervariasi ada Nasi Grombyang, Sate Loso, Taoto, Sego megono, nasi dekem, tahu campur dsb. Pokoknya urusan kuliner Pemalang adalah gudangnya.Ayo siapa lagi yang mau menambahi perbendaharaan kuliner di Pemalang.

Kabupaten Pemalang terdiri atas 14 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dankelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Pemalang.

Di samping Pemalang, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Comal, Petarukan, Ulujami, Randudongkal dan Moga.

Kabupaten Pemalang kebanyakan merupakan suku Jawa. Di bagian barat dan selatan, penduduknya bertutur dalam bahasa Jawa dialek Tegal, sedangkan di bagian timur seperti di Petarukan, Comal, Ulujami, Ampelgading dan Bodeh bertutur dalam bahasa Jawa dialek Pekalongan.

Industri Rumah Tangga

Rupa-rupa:
Referensi:
Situs web resmi: http://www.pemalangkab.go.id
Wikipedia - Ensiklopedia Bebas