Waspadai Gunung Slamet

Selasa, 12 Mei 2009 |

www.pemalangkab.go.id (27/4/2009) Belakangan ini aktifitas Gunung Api Slamet menunjukkan peningkatan, pada pemantauan dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang pada Sabtu malam, 25 April 2009 sampai Selasa, 28 April 2009 dini hari, semburan material tampak dengan durasi antara 5-15 menit dan ketinggian semburan bervariasi antara 300–800 m. Peristiwa tersebut dapat disaksikan oleh beberapa Pejabat dari Pemda Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Tegal, para wartawan media cetak dan elektronik serta penduduk sekitar dari Pos Gambuhan yang ketinggiannya 1000 m dpl.

Peningkatan aktifitas Gunung Api Slamet yang mencakup 5 wilayah kabupaten/kota, masing-masing Kabupaten Tegal, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Brebes, memang cukup meresahkan warga sekitar gunung, beberapa daerah bahkan sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi bencana, termasuk penyiapan pengungsian warga.
Di Kabupaten Pemalang ada 7 Desa di wilayah Kecamatan Pulosari yang dinyatakan rawan bencana, yaitu Desa Siremeng, Penakir, Clekatakan, Batursari, Jurangmangu, Gunungsari, dan Gambuhan. Desa-desa tersebut memang berada di kaki Gunung Api Slamet dan masuk dalam Kawasan Rawan Bencana II (KRB II).
Dr. Surono, Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung, yang datang secara langsung untuk mengamati aktifitas Gunung Api Slamet, memberikan penjelasan kepada Dishubkominfo Kabupaten Pemalang bahwa tipe letusan gunung ini adalah hanya mengeluarkan material halus dan kasar, material halus berupa abu tersebar ke kaki gunung sedangkan material kasar jatuh kembali ke lubang kepundan dan membentuk hamparan pasir seluas 20 Ha.
Ditambahkan, letusan-letusan besar Gunung Api Slamet terjadi pada tahun 1772 dan sebelumnya, kemudian dari tahun 1772 sampai dengan 1988, hanya terjadi letusan-letusan berupa material yang jatuh lagi ke bawah, dari tahun 1922-1940 hampir tiap tahun Gunung Slamet ini meletus dan ancaman bencana yang ditimbulkan relatif kecil, lontaran materialnya hanya sampai dengan radius 2 km dari puncaknya, sedangkan bencana terburuk adalah kebakaran hutan di lerengnya karena terkena material panas.
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap aktifitas Gunung Api Slamet, Surono mengatakan bahwa aktifitas ini masih akan berlangsung dalam waktu yang lama (± 3 bulan), untuk itu beliau mengimbau kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang melalui Dishubkominfo agar :

- Menenangkan masyarakat untuk tidak terpengaruh pemberitaan media baik cetak maupun elektronik serta tetap melakukan aktifitas sehari-hari sebagaimana biasa.
- Tidak mengijinkan kegiatan pendakian.
- Tetap waspada.

Sumber:
http://www.pemalangkab.go.id/
Foto: www.pemalangkab.go.id

1 komentar:

Mx Axrom mengatakan...

ngeri ya pak...

Posting Komentar